gambar 1 bentuk gelombang tegangan AC
Pada magnet sepeda motor
terdapat kumparan/lilitan kumparan yang berfungsi sebagai pembangkit
tegnagan tinggi. Dalam prakteknya terdapat dua jenis sistem pembangkit
tegangan pada sepeda motor ketika diaplikasikan untuk CDI:
1.
Model 2 Spul tegangan. terdiri dari 2 konfigurasi spul satu untuk
mensuplai capacitor tegan tinggi pada CDI satu lagi untuk sistem splai
tegangan pengendali/controller pada CDI. Sistem ini dianut oleh pabrikan
yamaha pada model : Yamaha Alfa, Yamaha F1, Yamaha Vega AC dan yamaha
Scorpio
2. Model 1 Spul tegangan.
Hanya terdiri dari satu spul tegangan tinggi yang sebenarnya digunakan
untuk suplay pada capacitor. Sistem tegangan untuk contoller berasal
dari konversi tegangan tinggi. Sistem CDI AC seperti ini memiliki
kelebihan dalam kesederhanaan desain tapi mempunyai kelemahan sulitnya
mendesain sistem untuk suplai tegangan controller. Sistem ini dianut
lama oleh pabrikan honda pada model sepda supra series atau mesin C100,
yamaha RXking, Suzuki RC100 dan pada bajaj pulsar twin spark.
Gambar 2 adalah blok digram CDI AC pada sistem 2 spul.
Gambar 2 Diagram blok Sitem CDI AC 2 Spul
Sensor berasal dari pick-up coil yang mengubah posisi tonjolan pada magnet menjadi sinyal pulsa yang diumpankan pada untai pengkondisi isyatar atau SCU.
pada SCU terjadi transformasi sinyal dari sinyal bentuk analog menjadi
sinyal bentuk pulsa kotak yang digunkan sebagai referensi untuk
controller dalam menentukan titik pengapian. Controller melakukan
komputasi aritmatika untuk menentukan titik pengapian presisi untuk
trigger untai SCR yang bertindak sebagai saklar solid state untuk
capacitor tegangan tinggi. muatan capacitor tegangan tinggi dilepasakan
ke coil melalui untai SCR. Coil mrlipatgandakan teganganuntuk menghasilkan percikan pada busi.
Kelebihan sistem CDI AC adalah
kemudahan untuk diaplikasikan menjadi 2 sprak, bila pada sepeda motor
menggunkan 2 busi sperti yg diaplikasikan oleh bajaj pulsar.
0 komentar:
Post a Comment